Pernah merasakan kecewa?
Saya rasa, tidak ada diantara kita yang tidak pernah merasakan hal tersebut. Kehidupan yang kadangkala penuh harapan dan impian, nyatanya bisa saja memberikan kita kekecewaan, meski sebetulnya, konon katanya, kekecewaan itu muncul karena kita sendiri yang menyebabkan hal itu terjadi. Hanya sedikit dari kita yang mampu menyadarinya, sehingga kita berpikir bahwa kekecewaan tersebut merupakan pangkal utama ketidaknyaman yang bisa kita persalahkan pada orang lain. Kita menuntut orang lain atas ketidaknyaman yang kita alami. Well, manusia ya. Kadang nalar tak bisa seimbang dengan perasaan. Pun sama ketika saya merasakan kekecewaan yang terjadi pada saya saat ini, karena sesuatu hal. Ingin rasanya mengungkapkannya, namun rasanya tak perlulah, cukup saya perbaiki saja diri dan hati saya, serta intropeksi diri. Meski jujur saja, saat ini saya sebatas bisa berpikir dan merasa, ternyata kecewa itu enggak nyaman. Padahal, buknkah sebaiknya saya berpikir bagaimana supaya saya bisa keluar dari ketidaknyamanan tersebut.
Kalau saya coba ingat-ingat, sudah banyak rasa kecewa yang saya rasakan. Mulai dari pekerjaan, pertemanan, hubungan dekat dengan seseorang, dan masih banyak lagi. Begitu mudah saya mengigat-ingat kekecewaan yang terjadi pada diri saya, sehingga tanpa saya sadari, saya kembali lemah dan menyalahkan keadaan. Saya hanya berfokus pada ketidaknyamanan tersebut, sehingga sulit sekali rasanya untuk kembali pada kondisi alpha. Masalah!
Dan entahlah, apa sebab kali ini yang membuat saya merasakan kecewa begitu dalam. Meskipun ada, saya khawatir itu hanya prasangka saya saja. Yang pasti, saya sedang berproses dan belajar kembali, bagaimana mengontrol semua itu agar tidak menjadi bulan-bulanan rasa yang bisa mengotori hati saya sendiri. Apalagi ini masih ramadhan, yang saya sadari betul bahwa hari-hari menjelang ramadhan kali ini akan berakhir. Sementara saya masih saja berkutat dengan ketidakanyamanan ini. Ya Allah… maafkan aku yang kembali lemah dengan semua kekecewaan yang tak beralasan ini. Maafkan aku yang selalu terjatuh lagi dalam setiap langkah yang sedang kuperbaiki ini. Nyatanya iya…. aku masih saja lemah. Atau mungkin, sekedar merasakan lemah saat ini. Dan aku menyadari, kehidupan ini tak lepas dari berbagai masalah, termasuk kekecewaan. Untuk itu, kukembalikan semua padaMu, ijinkan diri ini terus berproses untuk menjadi sebaik-baiknya pribadi yang bermanfaat, meski tak selalu atas padangan manusia. Just it is! Maafkan aku, akupun memaafkan kalian. #ThankYouILearn
Nike says
Selalu inget bahwa Mbak Mira gak pernah sendirian, boleh kecewa, sebentar aja mbak, jangan lama-lama ya ? *peluk*
Mira Sahid says
Iya Nike, makasih support dan reminder nya ya. Insya Allah berproses terus 🙂
Maureen says
Kamu hebat Mir. Lanjutkan perjalanan mencari kedamaian hati dan jiwa yah. Kekecewaan wajar kok namanya kita manusia. Aku ngerti banget. Peluk kangeen!
Molly says
Semangat terus ya, Mba Mir sayaang?. Allah akan meringankan segalanya asal kita ikhlas dan sabar. Peluuuuk…
Ucig says
Allah selalu bersama kita ya mba Mira.
Ada kesulitan setelah itu pasti ada kemudahan. Pasti, insya Allah
Makpon kuat….
Yuniz says
No expectation = no disappointment
I do, still learning too….
Eryvia Maronie says
Allah selalu bersama orang-orang yang sabar.
Maaf lahir batin jelang Idul Fitri yaa mbak Mira ?
Armita Fibriyanti says
Semangat Mbak 🙂
Indah Juli says
Daku komen ini saja lah: Hwaiting! 😀
abid abdullah says
Sesunguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar
nofan says
Sepertinya kita harus selalu berpikir bahwa apa yang ditakdirkan oleh Allah adalah yang terbaik bagi kita. Semoga kekecewaan yang ,mbak alami digantikan dengan pahala yang besar oleh Allah.
siswonesia says
Kekecewaan sudah jadi syarat hidup, hadapi dengan kuat, semangat mba….
entik says
saya kadang juga kecewa dengan keadaan. Tapi kita harus segera bangkit dan hilangkan kecewa. Musti move on…
Yati Rachmat says
Banyak sekali yang tidak bunda ketahi tentang anakku yang satu ini (boleh ya, bunda menyebutnya anakku). Walapun sudah beberapa kali ketemu dengan kepedulian yang penuh tentang keperihan bunda ditinggal anak dan lain sebagainya, tetap saja setiap kita ketemu cuma kegembiraan yang ada. Tersuruk semua keinginan untuk mengetahui secara detail apa yang terjadi. Biarlah itu semua perlahan akan tenggelam bersama keprihatinan anak bunda. Bukankah begitu, Mira, anakku? love you as always.
ungayossydotcom says
semangat mbak. Masih banyak yang peduli dan sayang sama Mbak ??
Rina says
tetap semangat ya mba, tak perlu kecewa berkepanjangan.