Berada di sebuah komunitas, adalah salah satu cara kita dalam bersosialisasi. Mengakrabkan diri, menyalurkan hobi yang sama, dan saling memberi inspirasi, atau bahkan saling membantu dalam segala hal. Tapi, bagaimana ceritanya, jika sebuah komunitas dijadikan lahan untuk melakukan sebuah hal yang dapat merugikan banyak orang? Tentunya sangat disayangkan yes. Padahal, saat keakraban itu terjadi, disitulah tahta “Kepercayaan” kita titipkan.
Kejadian ini baru saya ketahui beberapa waktu lalu, setelah sekian lama bergabung dalam komunitas yang saya ikuti ini. Keakraban semakin terlihat saat berbagai kegiatan diselenggarakan. Nggak ada perasaan curiga atau apapun dari kami. Karena, komunitas ini mengusung kekeluargaan yang sangat kental dan saling percaya. Apalagi, kami (sekian jumlah orang) yang tergabung dalam group whatsapp, seringkali bercanda ria, berbagi obrolan dan mensupport satu sama lain. mana berani kami menaruh judgement yang kurang baik satu sama lain.
Tapi nyatanya, kita manusia memang tempatnya khilaf. Siapa sangka salah seorang dari sekumpulan yang ada di komunitas ini, yang kami anggap adik (sesuai keinginannya), mulai memperlihatkan tingkahnya yang merugikan. Ya, dia telah merugikan banyak pihak, teman-teman di komunitas ini, bahkan menurut info, kejadian juga di luar komunitas kami. Dengan alasan untuk kepentingan check up dirinya, atau alasan berobat karena sakit, pelaku mulai meminjam uang ke beberapa teman, atau kita sebut korban yang jumlahnya sekitar 20 orang, dengan nominal pinjaman bervariasi. Semua teman yang uangnya dipinjam tersebut, awalnya iba. Mana tega sih, ada teman butuh bantuan, kok nggak dibantu. Itu tadi saya bilang, komunitas ini selalu mengedepankan trust. Jadi, saat dia pinjam uang ke sana- sini, mereka percaya saja dan membantunya.
Lama kelamaan, ulahnya mulai terbongkar. Satu persatu mulai membicarakan dia dengan kasus yang sama. Dan dari hasil pertemuan beberapa pengurusnya, sebelum lebaran lalu, pelaku sempat didatangi ke rumahnya. Namun, saat itu, teman-teman masih menaruh iba sama dia dan menutup kisah ini dari Ibunya. Ternyata… shock terapi pertama tersebut kurang berhasil dan membuat si pelaku beraksi kembali. Sampai akhirnya pengurus memutuskan untuk menyebar kisah ini di milis dan social media. Masih belum disebutkan sih, namanya. Ya, berharap sang pelaku bisa segera menyadarinya. Entah jika terus berkelanjutan, mungkin ke depan pengurus nggak akan menutupi lagi dan akan menyebarkan namanya di berbagai media informasi.
Sedih juga sih, karena teman tersebut sempat jadi bagian kumpul-kumpul bersama saat saya mengadakan pelatihan blogging. Meskipun saya termasuk yang tidak kena tipu dayanya. Alhamdulillah. Dari sikapnya, dia tetaplah perempuan ramah, mudah bergaul dan asik. Namun di balik semua itu, hanya dia yang tau sendiri alasannya atas apa yang telah dia lakukan. Saya dan teman-teman berharap dan turut mendoakan, semoga kamu bisa menyadari kekeliruan yang merugikan banyak orang ini. Jika saja kamu mau sedikit merendah dan beritikad baik serta mengakui kesalahan kamu, tentu ini nggak harus terjadi (blacklist). Kamu juga nggak harus mengecewakan keluargamu (terutama Ibu), yang akhirnya harus menanggung semua utang yang kamu buat. Doa yang terbaik untuk kamu agar menjadi lebih baik. #ThankYouILearn
-Semoga bisa menjadi pelajaran untuk kita –
Icoel says
Mari mendoakan & belajar memahami π
Mira Sahid says
Iya mak Icoel. Hanya saja, dalam kondisi tertentu, “memahami” nggak bisa masuk kategori, karena pelaku sudah keterlaluan. Akhirnya, diambil tindakan “jera”
susan says
wah harus hati-hati dalam berteman ya mak, modus banget tu… memanfaatkan rasa iba
Mira Sahid says
Iya, bahkan orang terdekat pun, mak. Kalau udah urusan piutang, akhirnya nggak akan baik. Meskipun masih ada juga yang selesai sampai pembayaran
Evi says
Dia kurang berpikir panjang. Memanfaatkan persahabatan untuk menipu, dampaknya tidak hanya sekarang, tapi bertahun-tahun kemudian. Sudahkah ia siap, saat benar2 butuh pertolongan, mata curiga tertuju padanya?
Mira Sahid says
Kalau sudah banyak korban, munhkin dia nggak berpikir panjang lagi mak. Hanya berpikir gimana caranya bisa dapat duit
wylvera says
Aku paling gak tegaan sama yg beginian, Mak. Untunglah aku tak mengenalnya ya.
Mira Sahid says
Iya, tapi sebaiknya kita tetap waspada ya mak
Tanti Amelia says
pelajaran yang berharga.. TFS mak Mira
Mira Sahid says
Iya mak, sama2 mengambil hikmah ya
alaika says
Sambil melaksanakan tugas negara, tulisanmu menarikku untuk segera mampir kesini, Mak.
Hm… rasanya aku sempat mendengar beberapa teman membicarakan hal ini, adakah orang yang dibicarakan oleh teman2 itu adalah orang yang sama, Mak? Beberapa teman di Bandung pernah juga merasakan tipu dayanya, tapi entahlah, apakah kita berbicara tentang orang yang sama? Atau justru ada yang lain lagi? π
Anyway, semoga saja, tulisan ini [jika ‘dia’ membaca, hendaknya akan mengetuk hatinya untuk melakukan perubahan ke arah yang baik, ya, Mak. Agar persahabatan, kepercayaan dan kebaikan kembali berpihak padanya.
Yuk kita belajar dari kisah ini, trims for share, MakPon tjantek!
Mira Sahid says
Sepertinya beda orang, mak. Karena yang aku maksud di sini bukan member KEB atau kawan blogger.
indah nuria Savitri says
it happens everywhere mak…aku juga pernah mengalami, antara kasian tapi ternyata bohong…apapun alasannya, jujur akan jauh labih baik dan bukan tidak mungkin banyak yang akan bantu. Tapi ini bisa jadi pelajaran untuk semua …cheers…
Mira Sahid says
Yup mak Indah π
Yati Rachmar says
Semoga rekan kita itu cepat diberi kesadaran – perbuatannya. Kejadian jg menimpa Bunda th 2009 permintaan pinjaman dlm hitungan juta dg alasan utk terbang ke Jkt menjauhi ibunya yg ktnya mengekangnya. Alhamdulillah stlh Bunda beri nasehat rekan wanita tsb bs dn mau mengerti, namun langsung mwnurup akunnya. Md2an stlh memvaca tulisan MakPon di atas rekan yg jd pelku cepar sadar. Aamiin.
Mira Sahid says
Aamiin. Iya, bun. Kita doakan saja ya
wulansari says
Sayang sekali ya. Semoga segera terselesaikan.
Mira Sahid says
Aamiin mak π
Astutiana M says
Waduh sayang sekali ya Maks, kalau persahabat atau komunitas yg dia bangun jadi ajang memperdayakan teman temannya. Kalau memang kepepet bukan di komunitas tempatnya ya Maks
Mira Sahid says
Iya mak. Entahlah, apakah ia khilaf atau memang sudah terbiasa berbohong. Semoga saja dia cepat berubah ke arah lebih baik ya
ida nur Laila says
mak…jadi pengin nulis pengalaman kena tipu begini….
Mira Sahid says
Ayo tulis mak Ida. Sekalian kasih gambaran bagaimana menghadapi orang seperti ini. Mak Ida kan ahlinya soal tips π
Caroline Adenan says
Memang ada org yg suka memanfaatkan perasaan iba cuma untuk kepentingan pribadi. Untunglah aku orang yang tegaan karena pernah ngalamin kejadian serupa dan berujung kepada permusuhan sampai sekarang gara2 aku iba meminjamkan duit. dan beruntung juga aku tidak mengenal orang itu π
Lusi says
Udah 2x dengan teman sekolah, dengan alasan yang sama: ibunya sakit. Yang satu akhirnya benar2 meninggal sih ibunya tp duit nggak balik & dia enak2an dr club ke club sama istrinya. Tapi aku nggak pernah nagih sih, malah kasihan, sampai sekarang belum punya anak. Gaya hidup metropolis kayak gitu entah beneran menikmati atau lantaran strees. Wallahu alam.
Memez says
Istigfar… kok bisa ya? #gelenggelengkepala dan #elusdada
Mak Mira, maaf sepertinya harus dishare jelas dengan namanya, agar kejadian serupa tidak akan terulang lagi.
Nunung YUni Anggraeni says
Waduh…..saya juga pernah kena pengalaman seperti itu mak.tapi teman FB.Untungnya nggak saya pinjemin. Kayaknya dia juga minjam ke beberapa teman FB. Teman maya yang belum pernah ketemu gitu…
suria riza says
Waaaa sereeemmmm….tapi kan perlu ditelusuri mak…dia beneran sakit atau nggak ^^
Soalnya sakit itu memerlukan uang banyak…hehehehe *ngeliat pengalaman sendiri
tapi semoga diberi jalan yg terbaik .
.^^
Keke Naima says
selalu ada aja yang seperti ini, ya, Mak. Cek n ricek emang penting banget. Smeoga kita bisa ambil pelajaran dari kejadian ini
Orin says
Kalo udah terjadi berulang2 dan ngga kapok jg, kyknya udah jadi ‘penyakit’ ya, beneran mesti ke psikolog kalo pikir *kebanyakan nonton Criminal Minds heuheu*
momtraveler says
Selalu saja ada manusia yg hobby mengamvil kesempatan dalam kesempitan melukai perasaan tulus orang lain … gemes liat manusia model begini.
Moga2 dia segera insaf dan balikin duit yg udah dipinjamnya ya mak.
Thanks for sharing ^-^
Susanti Dewi says
Astaghfirullalahadziim… kenapa masih adaa aja org yg seperti ini ya mak… memanfaatkan pertemanan yg sudah terjalin dgn baik.
leyla hana says
Memang banyak yg begini mak, karena di dunia maya kita ga ketemu muka, jadi lebih leluasa.
rinasusanti says
kalau udah temenan akrab dan saling percaya, susah membedakan , teman itu kesulitan betulan atau menipu ya…smg dia jera
Waya Komala says
semoga pelakunya cepat sadar ya..
Lidya says
Insya Allah bisa dijadikan pembelajaran buat aku juga
hana sugiharti says
Bisa terjadi dikomunitas mana aja ya Mak, memang kalau urusan uang itu sensitif sekali. Terkadang karena sensitifnya kita akan dengan mudah memberi dan bisa juga akan sangat membatasi untuk urusan ini π