Assalamualaikum.Β Ini adalah tulisan pertama saya di tahun 2018. Masih seputar hal-hal sederhana saja, dari apa yang saya pikir dan rasakan, tentang memaknai setiap proses dalam menjalani kehidupan ini. Utamanya peran saya sebagai seorang ibu tunggal.
Well, seperti yang saya tuliskan sebelumnya, bahwa tahun ini saya tidak membuat resolusi apa pun. Saya ingin memperbanyak belajar ke dalam diri sendiri, dan terus memaknai setiap hal atau kejadian, ataupun langkah yang saya sedang jalani (belajar sambil berproses). Entah mungkin karena pengaruh usia (yang sebenarnya bukan jaminan), atau juga, karena saya mulai bertekad untuk mengubah diri saya, untuk menjadi pribadi yang lebih baik (Insha Allah).
“Ya masa mau kaya gini-gini terus, Mir?”
Menjadi Seorang Ibu Tunggal
Menjadi seorang ibu tunggal, memang membuat saya menjadi sosok yang keras terhadap diri saya sendiri. Saya harus bisa menjadi kuat, menjadi lebih mandiri, dan tidak boleh tergantung pada orang lain.
Setiap saat, saya memicu diri saya untuk tidak lemah, dengan harapan agar anak-anak tetap bisa melihat saya sebagai ibu yang kuat untuk mereka. Bahkan, terkadang hadir dalam lintasan saya untuk tidak menikah lagi.
“Serius? Iya! Buat apa menikah lagi, kalau nanti harus ada hati yang saling menyakiti.”
Hmm, iya, mungkin kenyataannya, anak-anak bisa saja menganggap saya seperti itu (mama setrong), namun ternyata sisi lain saya, menjadi single mom itu ternyata tak selalu membuat saya bisa kuat seperti itu. Kenapa? Padahal sepertinya selama ini saya baik-baik, dan enjoy dengan kehidupan saya. Saya bisa menciptakan kebahagiaan saya sendiri bersama anak-anak. Saya selalu bisa pastikan itu pada diri saya.
Proses yang Tak Mudah
Lalu, kenyataannya bagimana? Nah, ini tadi yang saya bilang belajar sambil berproses. Apa yang menjadi prinsip, bisa saja berubah, jika itu memang bisa membuat saya jadi lebih baik. Toh, tidak ada salahnya kembali mereview konsep hidup, selama itu baik.
Terdengar gamang, ya? Entahlah, dalam hal ini, saya sedang benar-benar menelaah kembali, apakah iya saya sanggup menjalani kehidupan ini seorang diri, hanya bersama anak-anak tanpa menikah lagi. Atau, saya tetap butuh pendamping alias menikah lagi bersama jodoh yang kelak Tuhan hadirkan untuk saya. Agar kelak ia bisa benar-benar menjadi imam untuk saya, dan juga memberikan sosok ayah yang hadir seutuhnya untuk kedua anak saya.
Terkhusus lagi, seorang teman telah mengingatkan saya, agar segera menikah, supaya saya bisa terhindar dari fitnah. *Jleb.
Hanya Tuhan yang Berkehendak
Tapi, mencari sosok pendamping dan memulai kehidupan berumah tangga lagi juga, apalagi memilih sosok yang pas, bukan perkara seperti saya memilih kacang, atau bawang yes. Ada hal-hal yang membuat ekspektasi saya, yang hingga saat ini belum memutuskan ingin menikah lagi.
Wallohualam kalau besok atau lusa Tuhan memberikan jawabanNya. Konon katanya, perkara jodoh juga kadang di luar nalar kita. Sama seperti saya membayangkan bisa foto bareng sama Vin Diesel, aktor kesayangan saya. Kan belum ada bayangan gimana caranya, selain mengagumi dia via TV atau film, hehehe. *Nasibmu Mir!
Sebagai perempuan yang terlahir dari keluarga muslim, meskipun saya belum benar-benar menjadi muslimah yang baik, jauh di dalam hati saya, tentunya selalu mengharap kehidupan saya mendapatkan berkah dan ridho dariNYA.
Saat saya belum menikah, saya menjadi tanggung jawab ayah saya. Setelah menikah, saya menjadi tanggung jawab suami. Nah, setelah bercerai dan kembali sendiri–menjadi seorang ibu tunggal–saya tanggung jawab siapa? Tidak ada.
Lalu, ketika bertanya soal ridho dan berkah, siapa yang bisa menuntun saya untuk memaknai itu semua? Mungkin sebagian teman akan menjawab, urusan kebaikan adalah urusan kita sendiri dan Tuhan kita, meski tanpa ada suami, perkara pahala ya menjadi urusan masing-masing.
Saya juga sempat berpikir seperti itu. Namun kembali saya juga memikirkan apa yang teman saya bilang. Seorang janda atau ibu tunggal, rentan dengan fitnah. Bukan hanya itu, Alhamdulillah saya dikelilingi sahabat-sahabat yang baik, peduli, yang kerap kali mengingatkan saya pada batasan-batasan saya sebagai seorang single mom.
Kembali, saya belajar pada orang-orang yang Tuhan hadirkan dalam keseharian saya. #ThankYouILearn
Refleksi Menjadi Seorang Ibu Tunggal
Saya sadar bahwa setiap dari kita akan melewati fase-fase berbeda dalam kehidupan. Pun juga dengan seorang ibu tunggal.
Ada fase di mana kami merasa sakit hati, marah, kemudian mulai memaafkan, intropeksi, menerima, berdamai dengan diri sendiri, mulai menata hati, move on, memulai kebahagiaan dan fokus bersama anak-anak. Lalu masuk fase dijodoh-jodohkan, dan yang terakhir dari fase single mom adalah memikirkan untuk menikah lagi setelah benar-benar siap dan menemukan calon yang pas. Uhhuk.
Doakan saja saya ya, teman-teman. Tentunya jika Tuhan izinkan itu terjadi. Semoga ia yang dihadirkan memang yang terbaik dariNYA. Aamiin berjamaah ya. π
Sepertinya sedikit lega pikiran saya kali ini. Saya juga masih melihat beberapa teman yang juga berstatus sebagai ibu tunggal masih menjalani fase-fase awal. Saya doakan, semoga segera bisa meredakan marah, memaafkan, intropeksi, dan menerima masa lalu yang mungkin pernah sangat tidak nyaman hadir dalam hidup kita.
Percaya saja, semua akan berlalu. Tetap berbaik sangka pada yang Di Atas. Mari kita sama-sama memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik. Karena tidak akan pernah ada makhluk yang sempurna di dunia ini.
Kegagalan yang pernah dialami bisa jadi karena kelalaian kita juga. Apa yang kita persalahkan pada orang lain, mungkin juga karena kita lupa siapa diri kita. Setidaknya, saya belajar dari kegagalan saya terdauhulu, yang membuat saya kini ingin terus memperbaiki konsep hidup saya.
Bismillah, a better me.
Yurmawita says
Amin ya Allah semoga mba Mira segera menemukan bahu untuk bersandar kembali. Senang rasanya melihat mba Mira bahagia
Kurnia Amelia says
Semangat Mak Mir semoga selalu diberi kehidupan yang terbaik dan diridhoi Allah.Saya sendiri masih galau antara ingin menikah lagi atau ga, kadang pengen nikah lagi tapi kadang ga mau soale suka tiba-tiba hal yang menyebabkan trauma masa lalu suka kepikiran dan buat saya takut.?
Febrianty Rachma says
Aamiin, semoga Allah memberikan yg terrbaik buat Mbak Mir dan anak2. Sosok wanita yg saya lihat tegar dan inspiratif buat saya dan teman2 yg lain. Bener banget, setuju dengan point memperbaiki diri. Karena dengan memperbaiki diri Allah akan kasih yg terbaik dan sesuai dengan diri kita. Setiap orang berhak memiliki masa lalu dan wajib memiliki impian dan harapan baru dj masa depannya. Ahh selalu suka deh baca setiap tulisannya,yg mengalir dari dalam hati *uhukkk
Evi Fadliah says
For Me melihat sosok single parent merupakan sosok perempuan yang tangguh, kagum sama mereka. Meskipun idealnya nggak ada perempuan yang mau menjadi single parent. Apalagi ini bukanlah suatu pilihan tapi juga bukan suatu kondisi yang mudah untuk dijalani.
Apapun yang menjadi pilihan Mak Mir kelak, semoga itu yang terbaik untuk kedepannya. My wish Mak Mir selalu menjadi sosok yang menginspirasi, humble and strong mother. Aamin
Dwi Wahyudi says
Sekuat-kuatnya seorang wanita, tetap dia butuh seorang pendamping untuk melengkapi bagian hidupnya. Itu sudah menjadi qodratullah. Hanya saja semuanya kembali kepada siapa orang yang tepat dan kapan waktu yang tepat, hanya Allah lah Sang Pemberi Keputusan. Insya Allah… Tetap semangat dan sukses selalu ya Mbak Mir. Salam dari Tanah Borneo…
Lia Harahap says
Amien. Semoga diberikan jodoh yang pas buat Mbak Mira. Tetap semangat di tahun 2018 π
Hani S. says
Amiiin, semangat ya Makpon. Semoga disegerakan juga jodoh terbaik disaat yang paling tepat.
Amin Ya Rabb.
Frida Herlina says
Tetap positive thinking dan mengobarkan semangat tiap hari, ya.
Semoga jodoh terindah dan terbaik menghampiri dirimu.
Aamiin.
Tanti Amelia says
Subhanallah bisa kenal orang sekuat dirimu ya makpon,
bisa jadi inspirasi banyak orang, selalu humble dan penyayang… hiiks
terimakasih buat tulisan-tulisannya
Idah Ceris says
Saluuutt sama mamak yang satu ini. Terus semangat dan terus menebar kebaikan, Mbak. Aku tunggu di Banjarnegara. π
Uli Hartati says
aamiin, inshaallah mak
damarojat says
Mak Mir…saya kok tertegun di kalimat ini ya: “Nah, setelah bercerai dan kembali sendiri, saya tanggung jawab siapa? Tidak ada.”
Beneran gitu ya Mak? Saya baru sadar.
Semoga yang Mak impikan tercapai dengan ridho Alloh. aaamiiin.
Widyanti Yuliandari says
Mendoakan yg terbaik aja buat Mak Mir. Pelukssss…
Dunialingga says
Aamiin..insyaAllah lebih baik di tahun ini mba
Triana Dewi says
I am a newcomer in single parent world, then I know it’s really very hard.. Big hug mbak, I feel you..
Rani Yulianty says
Semangat mak mira, insya Allah sedang disiapkan jodoh terbaik untuk dirimu, aku selalu mengagumimu
Ruth Nina says
Aminnnnn Mama Mira. Hehehe. Saya juga lagi mikirin hal yg sama. Cuma masih keenakan sendirian jadi mau membuka diri buat jodoh pun maju mundur.
Dewi Na Irawan says
saya sering kagum melihat sosok wanita single parent yang membesarkan anak-anaknya dengan keyakinan seperti mabk mira ini.
Seakan mereka cukup tangguh menjalani kehidupan yang mungkin sedikit sulit diawal-awal.
semoga Mbak mira tetap bahagia π
Nuvaderma says
saya kagum dengan perempuan single perents, kuat dan tangguh. semoga mba Mira mendapatkan jodoh yang terbaik menurut Allah. aamiin
Mia says
Hai mba Mira, salam kenal.. saya juga seorang single mom, 2 bln yg lalu suami saya meninggal krn sakit dan anak saya msh berusia 10bln waktu itu, skrg udah setahun.. sejak hamil saya hanya seorang IRT jd bener2 sgt berasa waktu ditinggal suami ? segalanya berasa hancur lebur . Semoga sy bisa jd supermom spt mba Mira, yg kuat, tangguh dan hebat . Amiiinnnn
Mira Sahid says
Mba Mia, sending my virtual hug. Insha Allah semua akan baik-baik ya, mba. tetap berserah padaNya. Thiss too shall pass. Aamiin
Rini Novitasari says
Mbak mira bener2 inspiratif salut.. Semangat terus mbak.. Saya masih single tapi saya suka mbaca artikel mbak mirna ini..
Iftitah says
Slm kenal mbak saya belakanfan ini menyukai blog mbak krn sngat bermakna sekali kata2 y,,,,
Sebuah kata yg menginspirasi saya
“ingin menjadi pribadi yg lebih baik”
Saya ingin belajar banyak dr ketangguhan n ketegaran mbak
Dengan membaca setiap blog yg mbak bagikan, membuka cakrawala saya, klw hidup kita harus dalam dri kita memperbaikinya, berdamai dengan dri sendiri
Alhmdllah saya lebih enjoy n tenang dlm beraktivitas
Salam kenal mbak
Saya seorang Teacher dr sumatra barat