Beberapa waktu lalu, saya diminta oleh DIPA Kominfo untuk menjadi nara sumber Flash Blogging di Lampung. Acaranya sendiri 1 hari saja. Dan saya pikir, sayang banget kalau saya tidak memanfaatkan waktu di Lampung untuk menjelajah beberapa tempat di Lampung. Alhamdulillahnya, saat kopdar malam hari setelah acara Flash Blogging, dan ngobrol-ngobrol sama Fajrin, maka sepakatlah kita akan menjelajah Gigi Hiu Lampung keesokan harinya.
Fajrin juga menginfokan kalau perjalanan ke Gigi Hiu Lampung memerlukan waktu tempuh selama 3 jam dari kota Lampung, dan hanya bisa dilalui oleh motor. Well, 3 jam naik motor, okelah… masih keukur jaraknya. Untungnya saya juga nggak ada masalah kalau naik motor.
Perjalanan ke Gigi Hiu Lampung
Hari Rabu pagi, fajrin menjemput saya di Novotel, dan tepat pukul 8.30 pagi perjalanan pun dimulai. Saya enggak banyak bertanya sama Fajrin bagaimana kondisi perjalanan ke sana. Intinya, apa pun kondisinya, saya siap jalani, demi melihat pantai Gigi Hiu yang keindahannya bikin ngiler.
Fyi, gigi Hiu ini terletak di Pantai Karang Pegadungan “Gigi Hiu” yang berada di Kelumbayan, Kab.Tanggamus, Lampung.
Dari perjalanan yang kami tempuh, seingat saya, kami melewati 2 bukit/ pegunungan. Ini karena saya lihat bahwa kami telah melewati puncak gunung dua kali, naik turun. Beruntungnya jalanan menuju ke sana memang tidak banyak dilewati oleh kendaraan, jadi saya cukup menikmati pemandangan kanan kiri saya.
Dan ternyata, ada beberapa titik perjalanan ke sana yang sedang diperbaiki. Jadi, menurut saya di sinilah titik kesabaran teruji. Karena ternyata, ada sekitar beberapa kilometer juga yang jalanannya bikin motor kami bergoyang, karena jalanan yang belum beraspal.
“Perjalanan sesungguhnya baru dimulai, Mba.” Begitu kata Fajrin saat kami memasuki kawasan Kelumbayan.
“He, maksudnya gimana?” Perasaan dari tadi kita udah jalan 1.5 jam deh.
Perjalanan yang Sesungguhnya demi Gigi Hiu Lampung
Dan ternyata, yang dimaksud Fajrin dengan “perjalanan sesungguhnya” adalah kondisi jalanan yang sedang dalam perbaikan, dan ini membuat laju kami sedikit terhambat.
Titik sabar kedua ini benar-benar sempat bikin saya nyerah. Hiks, udah mah, jalanannya tanah semua, badan goyang-goyang, terus enggak sampe-sampe.
Tapi masa iya saya mau mundur? Kepalang tanggung, sis. Hajar!
Setelah 3 jam, tepat pukul 11.30 kami sampai di tepian pantai Gigi Hiu Lampung.
Lho, saya pikir pantainya itu serupa ada pasir putihnya, dan saya bisa menari-nari di pinggirannya atau berpose yoga. Tapi ternyata, pantainya itu langsung hempasan laut yang menerjang bebatuan tanpa pesisir.
Artinya, kalau lo mau nyemplung di pinggiran pantainya pun, bisa-bisa kelar deh. Wong airnya langsung dalam kok.
Pantai Gigi Hiu Lampung yang di Luar Dugaan
DAN FIKS! Sampai saat saya ke sana, saya belum rekomen tempat ini untuk ajak anak-anak ke sana. Mending coba sendiri saja dulu atau bersama orang dewasa lainnya, sambil nguji mental dulu.
Dan karena saya ke sana adalah hari biasa (weekday), bahkan penjaga pantai pun enggak ada, itu totally pantai penghuninya cuma saya dan Fajrin saja.
Sebagai emak-emak yang punya dua anak, saya sempat waswas, mana ombaknya guede amat deh. Ini kalau kenapa-kenapa, orang nggak bakalan ada yang tau beritanya, pikir saya.
Alhasil, selama di situ, sambil menikmati keindahan pantai, saya nggak lepas berdoa, semoga semuanya aman dan tidak terjadi apa-apa.
Masha Allah, pantai, bebatuan, dan deru ombak. Saya speechless ketika sampai persis di depan bebatuan Gigi Hiu. Bentuknya yang tegas menjulang ke atas, seperti memberikan isyarat kekokohan, meski diterjang ombak sebegitu besarnya.
Fajrin bilang, “biasanya jam segini (menjelang jam 12 siang) ombaknya enggak sebesar ini, Mba.”
Duh, makin waswas deh. Akhirnya kami memutuskan untuk menunggu ombak agak surut. Sayangnya, sampai jam 2 kami menunggu, ombak tak kunjung surut.
Bismillah, saya dan Fajrin pun mencoba nyebrang ke area bebatuan, supaya bisa mengambil gambar dari atas. Dan subhanallah, pas nyeberangnya itu, deg-degan poll. Mau mundur ajah, udah kepalang basah nih celana. Akhirnya, berdoa lagi. Dan, nyeberanglah kami ke tengah.
Tips : banyak-banyak berdoa ya! π
(all image taken by @Fajrinherris, edited by me)
Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan
Bagaimana teman-teman, indah kan, tempatnya?
Tapi sekali lagi saya ingatkan, untuk menuju ke sana, saat ini butuh mental yang kuat serta sabar. Ya, mudah-mudahan sih dalam 2 atau 3 bulan ke depan jalanannya sudah beraspal.
Dan jangan berharap di sana juga akan ada kafe atau tempat makan. Kalaupun ada hanya pondok sederhana dari warga setempat. Jadi saya sarankan, bawa bekal saja dari tempat asal berangkat. Kemarin sih kami beli nasi padang, dan camilan untuk disantap di sana.
But please… JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN! Karena saya lihat di pinggiran bebatuan, ada sampah-sampah dari tangan-tangan enggak bertanggung jawab. Tolong lah, jaga juga keindahannya, yes.
Oh iya, kemarin untuk masuk ke area Gigi Hiu Lampung ini tidak ada tiketing, namun Fajrin sempat memberikan ‘uang tunggu” untuk abang yang ada di sana. Perkiraan bensin dengan menggunakan motor, kalau diisi full dari tempat asal berangkat menuju Gigi Hiu, maka pulangnya mengisi satu kali. Siapkan juga jaket, masker, dan air minum.
Pleuuss… kalau sudah mulai merasa pegal naik motor, better istirahat dulu, minum air dulu, atau stretching supaya pinggang enggak kena encok.
So gaes… saya bukan travel blogger sejati seperti para senior di jagat traveller, jadi maaf-maaf kalau reviewnya kurang asik, ya.
Pikir-pikir, sayang juga kalau tempat-tempat yang saya kunjungi tidak ada rekam jejak tulisannya. Silakan kalau ada masukan atau kritikan. Dengan senang hati akan saya tampung. Apalagi kalau mau kasih masukan tiket travel pp, ihh… mau banget deh :))
monda says
mbak Mira luar biasa deh hasil fotonya, magnificent
setimpal deh dengan lelah selama perjalanan pergi pulang dan kesabaran nunggu air surut dan manjat2 tebingnya..,
Yopie Pangkey says
Wah Fajrin ngajak tamu kesohor ke Gigi Hiu naek motor. Tamunya mau pula, hehehehe
Tapi perjalanan sesuai dengan pengalaman berada di sana ya mbak Mira.
Keren foto2nya.
Hastira says
pantainya indah ya terutama krn ada bebatuan yang bikin unik
Farida says
Keren banget pantainyaaaa… π
Efi Fitriyyah says
Aku ngilu liat pose yoga di atas batu itu. Palaur ticengklak π
fika anaira says
Medannya berat tapi dapatnya luar biasa. Harus jadi wishlistku nih mba π
Fiberti says
Ombaknya seperti lukisan…Semua pemandangannya magis. Di tempat seperti ini bisa membayangkan banyak hal ya, mak. Jadi tertarik kesana. TFS. Kalau tidak baca artikel ini tidak akan tahu Gigi Hiu..
Lisna says
Keren binggo kakaaaak. Kudu sama org dewasa aja kayaknya ya mba? Pantai dengan bebatuan gede2 gitu bukan cuma di belitung ya berarti.
HM Zwan says
Uwaaaaa,keren banget pantainya
dewi indriyani says
Huwooohhh cantik banget. Kayak di film avatar gituh. Foto foto dan ootdnya juga kece badai mba. Pantesan aku berasa gimana gitu sama mba mira, kita sama sama pisces ternyata. ?
Ayu Oktariani says
aku deg2an pas baca judulnya. aku pikir banyak hiu nya.. ternyata aku salah. Tapi lihat karang2 dan batu mirip gigi2 itu.. hmm.. trs ombaknya juga.. kayaknya agak ekstrim ya.. harus ada orang lokal yang berjaga disana supaya wisatawan ga sotoy kalau datang.
anyway.. selalu suka dengan pose pose yoga nya makmir!
Ragil says
Buat foto long shutter bagus ini mba kayaknya, di jogja ga ada yg model gini pantainya
Dine Aisah says
Sudaah laaaah.. hancur hayati sebagai anak gaul lampung.. masa sayaaah belum pernah kesini mba π hik3.. picturenya caem2 mba mira π
http://www.sistersdyne.com
Fajrin Herris says
Jalan baru akan dimulai ya, Mbak..Hehehe..
Pokoknya jangan kapok ya Mbak ke Gigi Hiu.
Nurulrahma says
Amboiiii ngeri ngeri sedap binti merinding diskoo liatnyaaa… kapan hari aku lihat di IG makpon dan semakin mupeng buat plesir ke Lampun nihhh
Sejarah says
Perjalanannya sangat menantang, tapi bagus pemandangannya ya mba. Kapan2 mampir dah.