Berawal dari sebuah obrolan di suatu sore, saya dan beberapa teman di sebuah resto makan, seperti lupa bahwa sore itu hujan mengguyur wilayah Bekasi bahkan mengakibatkan banjir di beberapa titik. Obrolan saat itu ringan saja, kami membahas tentang social media, bisnis, dan sesekali terbahak karena salah dua teman kami jago ngelawak, hingga dalam obrolan tersebut, diantara ketidak seriusan, tercetuslah kalimat yang saya jadikan judul saat ini. Trimikisi sudah menginspirasi π
Yah, namanya hidup, selalu dan akan selalu berkaitan dengan konflik, berkaitan dengan masalah, karena di dalamnya kita berhubungan dengan banyak manusia. Iri, dengki bisa saja muncul dalam lingkup yang tak terbatas. Tapi, apa jadinya jika manusia tiba-tiba saja mendapatkan hinaan, yang menurutnya adalah sebuah pukulan besar? Ketika seseorang dikritik, masing-masing akan memberikan respon yang berbeda. Dan hinaan, jauh lebih besar potensinya akan membuat seseorang merasakan ketidaknyamanan. Hmm, siapa sih, yang dengan ikhlas βnrimoβ saat dirinya dihina? βLoe, pikir Loe lebih pinter, ya? Bisanya Cuma segitu aja? Ngaca, dong!β <- contoh
Hinaan kerap kali muncul ketika seseorang dianggap tidak mampu, ketika seseorang dianggap jauh lebih rendah dari dirinya, dan parahnya, dianggap tidak layak pada apapun yang dilakukannya. Dan orang yang menghina, ia menjadi lupa siapa dirinya, hanya menganggap dirinya yang terbaik dan berkuasa atas segala hal. Itβs life, suka atau tidak hal ini terjadi di sekeliling kita, atau bahkan pernah kita alami, tidak terkecuali saya.
Hinaan ada dalam bentuk atau penyampaian secara halus, ada juga yang terang-terangan. Biasanya yang menghina secara terang-terangan, ia sudah lupa bahwa di atas langit masih ada langit. Sementara yang merasa terhina, terbagi juga dalam beberapa karakter. Ada yang dengan sensitivitas tinggi, ia akan langsung merespon hinaan itu dengan berbalas hinaan, ada yang juga yang memilih diam, menahan ketidaknyamanan seraya mencoba menetralkan perasaan sambil beristigfar. Ada juga yang mengkel lalu membalasnya dengan jalur belakang – menikam (maksudnya tindakan yang ekspresif), dan tidak sedikit yang mampu membalikkan hinaan tersebut dengan sebuah karya atau pencapaian melebihi apa yang dihinakan orang terhadapanya. Engga bisa dipungkiri, kita pernah ada dalam kondisi tersebut, kecuali untuk poin ketiga, saya yakin sedikit yang berniat seperti itu. Ya, kan? Malah, bisa jadi banyak yang memilih poin keempat. So, which one are you?
Dengan merasa terhina, tidak selamanya hidup terasa kejam. Akan ada pembelajaran dari hinaan yang kita terima, akan ada kreativitas yang membuat kita mampu melangkah dua kali lipat, akan ada kebangkitan raksasa dalam diri kita, yang ketika pada situasi tertentu, membuat kita mampu mengeluarkan kekuatan dan potensi terbesar kita. Hinaan adalah vitamin. Vitamin bagi mereka yang selangkah lagi mampu meraih kesuksessan, vitamin bagi mereka yang membutuhkan amunisi untuk menggerakkan mesin berpikirnya, vitamin untuk menghasilkan ide-ide kreatifnya, dan vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh, agar terhindar dari penyakit menular, yaitu penyakit menghina orang lain. Semoga kita mampu menjaga hati, pikiran dan ucapan yang menghina orang lain. Karena menghina, tidak menjadikan kita lebih baik, dalam hal apapun.
βBukanlah kesabaran jika masih memiliki batas, dan bukanlah keikhlasan jika masih merasakan sakit.β
ulu says
hinaan bikin tambah semangat π
Mira Sahid says
Benar, mak. Vitamin positif ya π Makasih sudah berkunjung
Emak Gaoel says
Paling enak nanggepin hinaan itu senyum manis, bilang “I love you”, trus dadah-dadah miss universe… (minjem istilahnya makpuh) :))))
Mira Sahid says
Ahahahaha, yes begitulah. Asal tetap membuat kita bisa lebih baik ya, mak.
Icoel says
ah…mau komen apa tadi? lupa…:)))
yang pasti kalau sama kau tenang ajah mak, aku kan banyak hoorayyy nya, jadi ngemeng apa ajah bakal jadi tawa π
Icoel says
aeehh…typo – itu bukan “sama kau” tapi “sama aku” hahahaha :)))
Mira Sahid says
Terus, maksudnya gimana? :))
@rahmiaziza says
harusnya memang menjadi cambuk suaopaya bisa menghasilkan karya yang baik mak
Mira Sahid says
Betul, mak. ijinkan diri dan hati untuk mencerna, lalu bangkit dan mulai berkarya π
Riski Fitriasari says
kalo dihina tetep dipikir jg Mak, tapi ga sampe dimasukin ke hati (ga tau cara masukkinnya, butuh dokter bedah hehe), mungkin ada benernya.. betul sih terkadang itu bisa jadi vitamin, tapi kalo ga bener apa yg dia hinain ke saya ya *pinjam istilah Mak Winda yg dia pinjam dari MakPuh* dadah dadah Miss Universe ajah… π
Mira Sahid says
Hihihi, iya sik, masuk ke hati alias sensi ya, mak. Boleh, tapi ga usah lama-lama deh, ya. Tuh istilahnya dah bener tuh π
Oci YM says
Bereaksi positif aja kalau ada yang menghina, sekalipun sebenernya pengen nyakar2 hehehe… kita jadi terlihat lebih dewasa, elegan, dan lebih baik dari yang menghina dan tidak mempertajam konflik yah Mak. Yup, jadiin vitamin aja, tapi vitamin yang ditelan harus sesuai dengan dosis ^_^
Mira Sahid says
Super komennya nih. Keren, mak. Makasih ya. Jadi reminder juga buat aku nih
Anggie says
Hinaan bisa dianggap bentuk kepedulian seseorang terhadap kita. Kenapa?? Karena tidak langsung dia mengawasi gerak gerik kita, tingkah laku kita…. Kalau ga kenal, ga mungkin dia melontarkan hinaan ke kita … Buat yg terhina… belajarlah dari hinaan yang kita terima, dan berusaha memperbaiki tingkah laku kita…
Mira Sahid says
Ah keren juga nih komennya, mak. Thank you, mak
Lidya says
hinaan jaikan motivasi ya
Mira Sahid says
Betul, mak. Jadikan cambuk untuk bergerak lebih cepat π
Tini Djajadi says
Mak aku suka dgn quote nya keren………
Mira Sahid says
Terima kasih, mak. Aku copas juga dari google π (sayangnya no name)
rinasetyawati says
aku masih harus banyak belajar nih mengendalikan diri saat dihina…*tertunduk sambil mainin ujung kerudung
Mira Sahid says
Sama, mak. Aku juga harus lebih banyak berlajar tentang berbesar hati. Peluuk
Winda Carmelita says
Sepakat Mak! Hinaan bukanlah alasan untuk sakit hati jika kita berani untuk mengubah sudut pandang. Terimakasih sudah menginspirasi Mak π
Mira Sahid says
Sama-sama, mak. Semoga bermanfaat
misbach says
Lebih bahaya lagi ketika hinaan yang datang menjurus kepada kebencian yang penuh dendan kesumat dlm diri kita, disinilah perlunya membetengi diri dengan namanya sabar dan menyerahkan semua pada-Nya, sehingga hinaan tadi tidak menghancurkan harga diri kita.
Mira Sahid says
Setuju Misbach, terima kasih ya sudah berkunjung
catatan kecilku says
Bener Mak… hinaan adalah vitamin bagi kita… asal kita bisa memandangnya dari kacamata positif.
Mira Sahid says
Insya Allah, kita terus perbaiki ya, mak. Makasih kunjungannya
Uniek Kaswarganti says
mana… mana yg berani hina gw…. ahihihiiii…gaya premannya keluar π
kebanyakan gak ada yg berani hina eike mak, muka sangar ini hihihii… but I do agree with you, semua yg kita terima itu bisa kita ambil hikmahnya, meskipun utk menjalaninya butuh quota iman yg unlimited
Mira Sahid says
Wah, ntar geret mak Uniek aja brarti kalau ada yang macem-macem ya :)) Makasih mak
Lianny Hendrawati says
Di atas langit masih ada langit, di atas yang tinggi masih ada yang jauh lebih tinggi lagi … itu yang seringkali tak disadari. Makasih mak, sudah diingatkan untuk banyak bersabar dan menjalani hidup dengan positif.
Mira Sahid says
Sama-sama, mak. saling mengingatkan. Tulisan ini juga sebagai self reminder π
lelaki biasa says
Keren mba, sangat menginspirasi,, memotivasi,, asal jangan menstruasi aja mba,, smangat trs yah mba mira,,
alaika says
Mengkonversi hinaan menjadi vitamin adalah sebuah hal positive, walau… tidak mudah melalukannya. Hayuk Mak, kita jadikan hinaan-hinaan itu menjadi suntikan vitamin yang bermanfaat bagi pengembangan kapasitas diri kita. Trims for share ya, MakPon cantik!
wijaya kusumah says
Dihina itu memang sakit. Sekelas nabi Muhammad SAW saja masih dihina oleh org yg memusuhinya. Jadi belajarlah sabar dan terus memberikan keteladanan kepada sesama. Sifat tabligh, sidiq, amanah, dan fathonah yg dimiliki oleh nabi muhammad semoga menular dan terserap diri ini.
salam
omjay