Saat sepasang manusia bertemu, lalu mengikat janji, harapan terbesar adalah menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya, tanpa harus berpisah. Tak pernah ada orang yang merencanakan untuk menjadi single parent sejak awal. Atau kalaupun harus berpisah, biarlah maut yang memisahkan. Setuju kan?
Tapi sebagai manusia, kita memang nggak pernah bisa menyangka, mengira ataupun menebak, apa yang akan terjadi ke depannya. Semua itu adalah hal yang enggak pernah mampu terjamah oleh kita sebagai manusia, dan hanya Allah SWT yang tahu skenario kehidupan kita masing-masing.
Godaan Terbesar dalam Hidup Berpasangan
Di zaman yang serba penuh tantangan ini, ketika kehidupan menawarkan berbagai kenikmatan, tidak sedikit dari kita terlena dengan kepuasaan sesaat. Alih-alih untuk mencari suasana baru, ataupun hanya bermain-main, maka kerap kali perselingkuhan pun terjadi.
Ya gimana dong, selingkuh itu indah sih! Iya, indah kalau dirasakan sesaat.
Karena pada akhirnya, semua perselingkuhan akan berakibat pada hancurnya kehidupan rumah tangga. Sudah banyak kok, terjadi di sekitar kita. Kecuali, mereka yang terlibat dengannya memutuskan untuk tobat dan kembali ke keluarganya masing-masing, dengan catatan, masih diterima dengan baik oleh pasangannya.
Menjadi Seorang Single Parent Bukan Pilihan
Jujur saja, saya memiliki beberapa teman, yang jumlahnya juga lumayan banyak, dan mereka harus menerima kenyataan untuk menjadi seorang single parent.
Pertanyaannya, apakah pernah terlintas dalam pikiran mereka bahwa status seperti ini akan disandangnya? Saya yakin, tentu enggak.
Kasusnya pun bervariasi. Ada yang KDRT, kematian, ada yang karena alasan ekonomi, ada yang alasan karena perselingkuhan, ada yang cuma dibuat-buat saja alasannya untuk menutupi kesalahannya, dan yang paling unik, hilangnya kesadaran pasangan karena pengaruh magic. Opsi terakhir itu, Wallohualam yaa. Tapi kejadian itu, memang pernah ada sih, dan bisa saja terjadi.
Dan kalian tau, gaes, perasaan seseorang yang mengalami perceraian/perpisahan, pasti akan hancur lebur, remuk. Rasanya seperti tertimpa sebuah meteor di atas kepala, dan meremukredamkan semua bagian tubuh, tidak terkecuali perasaan.
Bagaimana bisa, sebuah mahligai suci, harus berakhir tanpa diduga sebelumnya. Apalagi jika seseorang tersebut mengetahui, bahwa cinta yang dulu begitu indah disematkan, seperti tak berarti sama sekali. Habis tak bersisa. Ya, perpisahan memang menyakitkan!
Kadang kala saya berpikir, apa mungkin saya sanggup jika dihadapkan dalam kondisi tersebut. Apa saya sanggup menerima kenyataan dan harus menanggung semua beban hidup? Mendampingi anak-anak, mencari nafkah, dan hal lainnya. Belum lagi, untuk seorang single women, yang juga harus menerima judgement, plus godaan syahwat yang selalu datang menggoda. Iya, ada!
Menjadi Single Parent Tak Semudah yang Terlihat
Dan untuk hal tersebut, apa lagi yang bisa dilakukan bagi seorang single parent? Apa yang harus dilakukan saat ingat bahwa hatinya terluka begitu dalam? Juga, saat ingat bahwa pasangannya pernah bermain hati dengan perempuan lain dan lalu meninggalkannya? Apa yang harus dilakukan saat mengetahui bahwa kematian telah memisahkan orang yang dikasihinya? Apa yang harus dilakukan saat diri merasa tak lagi punya harapan akan cinta?
Just it is! Kita tidak akan pernah tau, dan tidak akan pernah bisa memahami kondisi seperti itu, sampai kita sendiri mengalaminya. Yang pasti, tetaplah berusaha untuk menjaga hubungan dengan baik, saling respek dengan pasangan, dan juga buatlah ia nyaman. Selebihnya, hanya Allah SWT yang tau.
Saya yakin, tidak ada satupun dari kita menginginkan perpisahan/perceraian. Tapi dari apa yang saya pelajari, pun tetap siapkan diri untuk kondisi terburuk dalam kehidupan kita, apa pun itu.
Menjadi single parent tidak semudah yang terlihat. Apalagi jika sudah memiliki anak. Satu sisi dia harus kuat untuk dirinya sendiri, dan satu sisi dia pun harus berdiri untuk anaknya. Tentunya… setiap perjalanan yang dilalui akan semakin penuh tantangan dan juga godaan.
Dear Single Parent …
Ini memang enggak mudah. Tapi mulailah renungkan, bahwa Allah SWT memberikan kondisi seperti ini, bukan tanpa alasan. Memang akan sulit pada awalnya, memang akan terasa begitu rapuh untuk menata hati yang terserak berkeping-keping.
Tapi tahukah kamu, bahwa kesulitan selalu berbarengan dengan kemudahan? Biarkan rasa sakit itu menyentuh setiap sudut jiwamu, pun tak perlu memaksa terlalu keras untuk melepaskannya. Biarkan semua berproses, dan jadikan setiap rasa sakit dan tetesan air matamu sebagai doa di sudut malam, yang kamu lafalkan pada Illahi.
Sungguh, dirimu begitu kuat, dirimu begitu istimewa, dan bersyukurlah karena Allah SWT menempatkanmu dalam keadaan seperti ini. Karena apa? Kamu akan merasa semakin dekat denganNYA, dan kian menyadari, bahwa cinta yang sebenar-benarnya cinta, adalah DIA sang pemilik cinta.
Hadirkan DIA, dan ucapkan “selamat datang cinta , aku siap untuk melangkah.”
Dan untuk semua Single Parent… sabarlah sedikit, bahagia ada dalam hatimu, sebelum dia benar-benar hadir untukmu. All love!
Yodhia Antariksa @Blog Strategi + Manajemen says
Saya pikir yg jadi single parent kamu Mir……
Salam sukses mulia….
Mira Sahid says
Mas Yodhia… memangnya kenapa, kalau aku atau bukan aku yang single parent? hehehe
Echaimutenan says
Cyin… Gusti Allah mboten sare :*
Aku pernah ngalaminya dan muuah tetep hidup alhamdulillah
Mira Sahid says
Wah, Echa keren. Bagi2 tips, siapa tau bermanfaat buat pembaca
Dwi Wahyudi says
Sangat menginspirasi, terlepas dari faktor pendorong apapun yang menyebabkan terjadinya sebuah perceraian, kehidupan tetap harus berjalan. Apalagi jika sudah memiliki keturunan. Thanks buat sharing artikelnya Kakak, semoga bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya termasuk saya.
Mira Sahid says
Aamiin
Yulia says
Dan disinilah keimanan kita diuji ya mak, buat saya sih yang penting pandai-pandai menata hati. Perbanyak mengingat kesalahan diri dan insttopeksi. Karena perceraian itu pilihan, bukan keinginan.
Mira Sahid says
Benar mak, pilihan yang sejatinya tidak diinginkan
Ade Alfay says
Bagus mba artikelnya….. ☺☺
Mira Sahid says
Makasih mba Ade. Apakabar nih, lama nggak bersua ya kita
Mariana says
Suka quote nya “bahwa cinta yang sebenar-benarnya cinta, adalah DIA sang pemilik cinta”
Mira Sahid says
Makasih mak Mariana
Dianesayank says
Ketika menjadi Single Parent…*bengong sejenak* ahh.. Life must go on…karena ada masa depan anak-anak yang harus digapai… konsentrasi kesana saja.. :)Gak mudah…tapi bukan berarti gak bisa… 😀
Mira Sahid says
Benar. Seperti yang aku tulis, saat ada kesulitan, selalu berbarengan dengan kemudahan
Suci says
Pernah dicurhati seorang teman yang suaminya punya WIL. Dia bingung apa yang harus dilakukan. Ingin pisah tapi dia selalu yakin kalo Allah benci perceraian (walau dibolehkan). Makanya sampai sekarang ia pun bertahan dengan segala sakit. Ia hanya tidak ingin Allah membenci dirinya. Menurut makpon, nasehat seperti apa yang harus saya berikan? Kadang saya tidak mau terlibat dalam urusan rumah tangga sahabat saya sendiri, tapi di sisi lain saya sedih dengan keadaanya.
Mira Sahid says
Hmm, kalau soal ini, aku sendiri nggak berani memberi nasehat mak. Karena semua keputusan tetap kembali pada yang mengalaminya. Sependek yang aku tau, jika pernikahan hanya bersisi kemudhorothan, maka sudah ada yang terdzalimi.
Nur Khayati says
Kalo boleh kasih saran walaupun kita hanya sebagai kaum wanita jangan mau diinjak injak kaum pria. Mereka yang seenaknya dan kita yg kena imbasnya. Hidup nggak cuma untuk menyiksa diri. Da kalanya kita peduli org lain da kalanya kita juga hrus menyayangi diri kita sendiri.
Charisma Gusti Amalia says
Allah tidak melarang perceraian, tetapi Allah membenci perceraian.. Allah juga membenci pernikahan yang saling menyakiti atau menyakiti salah satu pihak..
elisa says
Pasti berat dan gak bisa bayangkan.. Saya sejak menikah selalu mempersiapkan diri utk yg terburuk. Taou tetap lakukan utk jafi yg terbaik. Sukses dan kuat ya, Mir. Saya yakin, kamu hisa.
mila said says
Single Parent memang berat banget sih, mba. Tapi penting banget tetap membuka diri sama keluarga, sodara-sodara dan teman-teman yang siap kasih dukungan.
Nurul Al Amin says
Semua skenario Allah telah diukur sesuai kadar kemampuan manusia.
Terimakasih ulasannya ya Kak Mira (jadi pengen manggil kakak).
Semoga sekeluarga senantiasa sehat dan berbahagia.
Aamiin
vinna says
mbak…ketika terjadi dan berhasil melampaui krisisnya,aku menjadi paham ,apa yang sering dikatakan bahwa “hanya Allah yang tidak pernah meninggalkanku..termasuk..bersama Allah semuanya mungkin dan tidak satupun ujian yang Allah kirimkan kecuali Allah percaya kita bisa melaluinya”
Then i said to my self…”it’s a journey vinna..be grateful”
pelukku untuk hatimu❤️
Naqiyyah Syam says
Perpisahan karena kematian itu berat banget ketika aku melihat ibuku kehilangan ayahku dan merasakan perjuangannya menyekolahkan anak dan membesarkan anak2nya.
Nenglita says
Miir.. Temenku banyak yg single parent baik ayah ataupun ibu. And they survived. Being single parent is not a sin 🙂
irmasenja says
Sahabatku orang yang kuat dan luar biasa tegar *pelukerat
Titi Alfa Khairia says
Ujian akan.membuat seseorang menjadi lebih kuat. Allah sedang menyiapkan skenario yg lbh indah.
Hidayah Sulistyowati says
Pernah sih membayangkan kalo misal terjadi padaku, meski misal terjadi beneran entah gimana solusi yg bakal aku ambil. Always, wait and see. Tetap pasrah dengan rencana Allah, mbak
titiw says
Ah.. menyentuh bgt mbak Mira.. tapi aku selalu yakin kalo nahan2 pisah krn “kasihan anak2” maka ujung2nya gak bahagia..
Maureen says
Sebagai single parent yang sudah 6 tahun menjalani “peran” ini, saya mengerti betul apa yang mbak Mira tulis ini. Saya menjalani hal yang sama. Tapi karena Tuhan maha baik, sekarang saya justru bisa bilang “my divorce was the best thing that ever happened to me.” Karena perceraian justru membuka jalan untuk saya menemukan jati diri saya yang sesungguhnya, mempertemukan saya dengan teman-teman luar biasa yang juga single parents.
Being single parents doesn’t make you less of a person.
Tulisannya bagus banget Mbak
Viena says
Bener banget mbak.. Allah punya rencana yang jauh lebih indah buat kita. Saya jg mengalaminya. Tetap semangat para single moms.
@SobatBercahaya says
Selama aku merantau kemana pun dan di situ banyak kujumpai kujumpai single parent. Miris memang. 🙁
ophi ziadah says
Speechless…
Jd inget lagunya agnes
“Krn aku sanggup meski ku tak mau. Berdiri sendiri tanpamu…”
cumilebay.com says
Hanya DIA yang bisa menyelamatkan kita, DIA yg melindungi kita.
Jadi inget kisah hidup gw
“saat gw SD kelas 1, bokap meninggal dengan meninggalkan 4 orang anak yg masih kecil2. Nyokap gw nanggis sepanjang malam memandangi anak2 nya. Sanggupkan membesarkan mereka seorang diri. tp nyokap punya keyakinan ada Tuhan yg akan membantu. Alhamdulillah nyokap single parent dan berhasil membesarkan anak2 nya sampai sekarang”
Arinta Adiningtyas says
Menjadi single parent itu keniscayaan kan ya? Jadi kita memang mesti menyiapkan diri. Entah itu si suami atau si istri yang akan mengalami.
Nenek saya menjanda sejak tahun ’80 dan tetap bertahan dg kesendiriannya hingga maut menjemputnya di tahun 2003. Ekonomi yang serba sulit dg 8 anak yang masih kecil2, tentu tak mudah dijalani.
Bapak saya juga menduda sejak 2008 hingga sekarang. Jadi memang benar, menjadi single parent itu bukan keinginan.
reni dwi astuti says
Biasanya yang kuat untuk menjadi single parent kebanyakan perempuan…betul nggak sih…
syaifuddin sayuti says
Being single ataupun single parent itu tak mudah, tapi bukan berarti sulit. Selalu ada kemudahan yang didapat, karena kita tak pernah sendiri. Kalau manusia di sekitar kita tak bisa menolong kan ada Yang Maha Penolong. Itu saja.
momtraveler says
Nggak bisa membayangkan kalau aku yg mengalami itu mak..semoga ga kejadian deh. Tp apapun skenario Allah pastilah ada hikmah dibaliknya. Banyak single parent yg sukses bertahan bahkan membesarkan anak2nya sampai berhasil biasanya justru perempuan nih yg kuat. Dan aku yakin mak myra adalah termasuk dlm jajaran perempuan hebat itu
adis anita says
keep the spirit,kalo kasusnya single karena perceraian, pasti ada rasa sakit hati, beda dengan perpisahan karena meninggal.
Tetapi apapun penyebabnya, biasanya wanita itu lebih tegar, lebih kuat, dan lebih bisa diandalkan.
Semoga segala kejadian yg menimpa, selalu bisa diambil hikmahnya dan bisa menjadikan kita lebih baik.
arifah wulansari says
Kalau aku mak, nggak pernah terpikir sejak kecil ortu bakal cerai dan bapak nikah lagi dgn wanita lain. Sama sekali ngg pernah terpikir, dan sempat prihatin juga waktu dgr curhatan tmn sma yg ortunya bercerai. Tp ternyta stlh aku lulus kuliah, perceraian itu menimpa ortuku juga. Lalu tiba2 bpk menikah lagi dan cuma ninggalin selembar surat pamitan ke anak2nya. Rasanya perih bgt kalo inget. Tp ternyata aku bisa lho ngelewatinya dan sampai sekarang merasa baik2 saja walaupun dulu pernah berada dlm kondisi yg sangat tdk baik. Iya, AllahSWT tdk akan memberi ujian diluar batas kemampuan hambanya.
dessy says
ketika menjadi single parent…
saya yakin saya dan ibu-ibu single parent lain punya alasan untuk mengambil keputusan ini.
dan keputusan itu pastinya menyangkut anak yang menjadi prioritas utama.
makasih mak mira, postingan ini ngademin hati, semangaaattt 😀
Kang Arul says
Singe double … Hanyalah episode kehidupan yang mesti dilalui. Bukan pada apa dan mengapanya tapi bagaimana memaknainya…. Semangat… #sodorinjengki
Istiana Sutanti says
Speechless makpon baca ini. Harus kuat dan selalu bersyukur ya makpon. Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. *peyuuk*
CarRa says
Sini, peluk dulu :-*
Susanti Dewi says
kita memang harus bersiap diri akan sesuatu yg tiba2 hadir tanpa kita inginkan
Prima Hapsari says
Sungguh suatu pilihan yang berat menjadi single parent. Semoga semua single parents diberi kekuatan untuk bisa membimbing anak-anaknya ya mak Mira.
Armita Fibriyanti says
Untuk semua single parents di manapun berada, semoga Allah senantiasa menguatkan punggung-punggungnya. Aamiin.
sofi says
Aku suka diksinya mbak armita
Nchie Hanie says
Hikss..dan memang berat menjalaninya ya Mir..
semoga selalu diberikan kekuatan buat single2 parent untuk selalu menjdi strong 😀
cemunguut eee
cputriarty says
Membaca postingan yang penuh keihklasan dan ketegaran menjalani lika liku kehidupan sebagai single parents ini skaligus mengingatkan saya pada perjuangan ibunda saya bertahan dengan kami anak2nya. Tak terkirakan perih duka lara menyayat, saat mengalami ayah berkhianat dengan WIL.
Sungguh menyakitkan hidup dizholimi, namun akhirnya keputusan hidup berdikari menjadi satu2nya pilihan yang akhirnya disyukuri semua berjalan dengan bahagia pada akhirnya. Bagi semua wanita single parents bersyukurlah akan ada ALlah yang selalu menjaga dalam kehidupan kalian-menjadi lebih bahagia dan tentram pada akhirnya.
Phie says
Tidak pernah berharap merasakan menjadi anak remaja yang dibesarkan oleh single parent, tapi kalau Gusti Allah SWT berkehendak demikian, saya tentu gak bisa nolaknya, Mak Mir.
Awalnya sulit, berpikir kalau apa yang saya alami itu gak adil…tapi, perlahan, saya mulai bisa mengerti. Apapun ketentuan-Nya, pahit-getir sekalipun, sungguh ada manfaatnya buat saya dan adik2.
Hihihi, jadi curcol :)))
Nice article, Mak. 😀
Ririe Khayan says
normally, tak ada anak yg ingin ortunya berpisah. Tapi, penerimaan dan waktu, lambat atau cepat akan bisa menjadi penawar luka dan kecewa. Everything happen with/for reasons:)
Yuni Astutik says
Semoga para single parent di luar sana semakin bahagia dan kuat menajlani peran-nya yang tidak mudah ini…
sinta leadership says
inspirasi banget…dan juga keren mba….
saya salut dengan mba…lanjutkan dan teruskan menulis untuk semua para pembaca setia artikel mba..
Erlina Ayu says
bahagia dikaruniai anak-anak yg manis ya Mak….lv u
Pakde Cholik says
Hal yang sama kemungkinan dialami oleh Emak ketika memutuskan berpisah dengan Bapak. Walaupun akhirnya Emak menikah lagi namun kendali terhadap rumah tangga utamanya pola asih-asuh-asah yang diterapkan kepada anak satu-satunya (saya donk ya) tetap berada pada Emak. Alhamdulillah, Emak berhasil menjadikan saya orang.
Tuhan memberikan cobaan atau ujian sekaligus bersama jawaban sekolahnya.
Salam hangat dari Jombang
Ririe Khayan says
kisah yg sama di alami oleh kedua kakak perempuanku MBak.
Kedua kakakku ditinggal pergi oleh (mantan) suaminya dengan alasan yg menurutku sangat tidak rasional: menemukan cinta pada perempuan lain?
Aku masih SD saat itu, tapi nalar sederhanaku ” apakah seberharga itu sosok perempuan baru itu” sehingga lebih memilih meneinggalkan anak dan istrinya yg dulu dinikahi juga atas dasar rasa yg disebut CINTA?
Some how, kedua kakakku survive and fight dan Alhamdulillah kedua keponakanku tidak terpapar efek negatif akibat eprpisahan ortu mereka. Selain mereka masih terlalu kecil, mungkin juga karena kami sekeluarga hampir tdk pernah memunculkan friksi terkait perpisahan yg di alami kedua kakakku.
Iyah, sebuah bukti nyata bahwa ortu dan keluarga yg memiliki cinta tanpa syarat.
IKANK says
Semangat terus mba Mira ..
Florensi Mellia says
Uti dan ibuku keduanya single parent mbak. Suami mereka, kakek dan ayah meninggal saat anak2nya masih kecil. Tapi mereka berdua adalah perempuan paling hebat dan paling kuat bagiku. Aku bangga dibesarkan dg baik oleh seorang ibu yg single parent. Salam kenal:))
Mulki Safitri says
I’m single parent karena takdir Allah yang menjemputnya lebih dulu dari saya.
semoga Allah mempertemuakan kami kembali di SyurgaNya
dwie says
tetap semangat kak. yang pasti ujian memberi kita pejaran banyak hal dan membuat kita naik kelas.. ;D
Roosvansia says
Pembahasannya sedih dan beratttt MakPon. Btw kalau kena magic itu serem ya, jadi kita harus banyak – banyak berdoa bareng kali ya. Tulisan MakPon bisa jadi inspirasi untuk banyak orang, termasuk aku. Untuk memilah dan memilih mana orang yg terbaik yang mau dijadikan teman hidup. Semua tak serahkan pada Gusti Allah, kalau kita baik maka yang baik juga datang.
Hani S says
Cari2 artikel tentang single parent dan “nyasar” kesini, nyasar yang indah, karena jadi ketemu tulisan menyentuh ini.
Hemmm.. iya, di hadapkan dengan pilihan “lanjut Vs Udahan” ituuuu, sakitnya Dahsyat.
Daaaan… daaan.. haha, mau nangis dan ketawa deh ngetik ini. Intinya, terima kasih sudah menulis ini Makpon sayang, terima kasih untuk kekuatannya.
*peluk cium Makpon*
RaniYulianty says
Salut dengan mak Mira yg berani ambil keputusan besar
Elly Nurhayati says
saya mengalaminya, menjadi single parent awalnya memang berat sangat berat. tetapi saat menjalaninya hari demi hari dg ikhlas. Ternyata ini adalah salah satu cara Allah meringankan beban saya.
Isma Yunita says
Semoga untuk semua sigle parent di mudahkan urusannya dan di rizkinya bertambah,,,semangat para sigle parent salam hangat Isma Yunita
isnaeni leatari says
assalamualaikum mb. mira ada buku yang menginspirasi gak mb. tentang single parents ?
kata2nya menginspirasi hehe
nina nursemar says
halo mba saya nina saya singel parent sudah 2 tahun lalu saya punya anak 1 seorang laki laki namanya rafasya athar
nina nursemar says
say aselalu kesulitan mencari pekerjaan baru, saya bingung apa saya harus jujur or tidak tapi setiap saya jujur bahwa saya singel parent saya selalu gagal interview..
Tranggono sudhanar says
Semangat mba nina, There’s just some magic in truth and honesty and openness. Percaya proses.🙏 salam buat keluarga.
Hesti says
Saya jg single parent. Awalnya memang g mudah tuk menerimanya. Tetapi seiring berjalannya waktu smua bisa kulalui. Aamiin…
cupu says
Semakin menguatkan hati utk mnjadi seorang single parent, walau sulit, sedih dan kecewa. Tapi smua itu harus dijalani, trimakasih makpon dan teman2 smua sangat menguatkan dan selalu brdoa smoga allah memberikan jln yg trbaik untuk kita smua. Aamiin
Risanti says
Alhamdulillah sdh 20 tahun menjadi single parent karena suami meninggal, rasanya dunia runtuh , usia anak2 8 bulan, 2.5 tahun dan 4.5 tahun. Pekerjaan saya di BUMN, Alhamduliilah anakku bagus prestasi di sekolah dan pekerjaannya.Butuh waktu utk ikhlas , sabar dan tegar/waktu….selalu ingat Allah SWT ada disampibg kita. Terus kita fokus thp pendidikan anak, pekerjaan kita dan pendidikan kita(s2 dan S3 atau belajar agama/ dakwah misalnya).waktu anak2 masih kecil sdh tentu waktu tersita utk anak, skrg setelah meteka kuliah dan kerja, waktu utk aktualisasi diri sendiri.sekarang saya sdh pensoun dan akftif di dunia pendidikan…barakallah.
.
Rahma says
Berat pasti tangisan tiap malam hadir doa tak lepas Dr hati memang berat ,tapi saya harus survive dan bertarung demi anak-anak,,doa dan usaha teriring
lelly says
buat apa bertahan jika tertekan,,wlpn sbagian org ada yg blg kasian anak,, tp justru menyelamatkan anak dr lingkungan keluarga yg tak sehat.. Alhamdulillah saya punya anak yg luar biaasaaaa,, subhanalloh..
Diana wati says
Assallamuallaiikum wr wb…..
Perceraian yg saya alami ….seperti dunia mau runtuh….sakit hati nya di khianati….
Menikah lagi pun bukan solusi …..
Kadang, kegagalan yg berikut nya pun menghantui..
Jd seperti kehilangan jati diri
ken rahma says
Jadi semangat baca artkl ini! Sy single parent d usia masi muda 30th dan ada satu putri skrng kls 1sd.. harus semangat untuk anak! Semangat terus untuk ibu2 single parent
tri wahyu says
Artikel yg sngt luar biasa mmberikn wawasan bgi qt smua.Smg qt smua mnjd hmba Allah yg sll bersandar kuat hny kpd Allah..aamiin
Nurhq says
Artikel yang menentramkan…. Di saat lagi baper berat kala semua grup alumni yg saya ikuti tengah seru2nya membahas pentingnya peran ayah dalam pengasuhan; lagi pada berlomba-lomba ikutan seminar parenting untuk couple, atau curhatan ibu rumah twngga yang super galau hanya karena ditinggal ART nya…..mungkin mereka tdak sadar bahwa adq teman mrk yg single parent tengah berjuang sendirian mengatasi realita hidup yg tidak lagi mudah….
deea says
??????
Semoga kita kuat ya mbak
hisa says
Boleh berkenalan dg single moms disini? Kadang butuh sharing dg yang sama2 mengalami.
nia says
Saya pun mengalami nya menjadi single mom memang tak mudah.. dimana kita harus kuat dan kuat dalam hal apa pun.. senyum dari si kecil lah yg sampai saat ini menguatkan saya untuk terus berjuang untuk masa depan nya nanti..
kori says
sy single mom dari 2anak dan sy yakin bahwa smua sudah diatur.resepnya hanya pray..hope and faith..anak2 harus tetap dapat apa yg menjadi hak mereka..kasih sayang..perhatian juga materi.hanya mereka dan Tuhan yang bisa membuat sy tetap waras..sadar jg ga pernah berhenti berusaha happy..
Momrin says
Saya single mom sdh 2 tahun. Sakit nya di khianati blm hilang sampai saat ini. Bersama 3 anak2 berusaha saling menguatkan. Rasa nya rapuh. Sulit bangkit. Mencoba ikhlas fan sabar tapi sampai sejauh ini masih saja merasa terpuruk. Bayang2 penghianatannya selalu menghantui saya.
Tapi baca tulisan mba mira serasa apet suntikan semangat. Makasiih mba miraa…
Lady GhaGha says
MasyaAllah tulisannya bikin saya nangis mbak , saya pernah merasakan ini . bahkan ketika masih kecil ibu adalah single parent srng skli orng skitar menganggap aneh dan ‘rendah’.. tapi ketika sy sndiri mengalami sempat benar2 jatuh .. tapi Allah tidak pernah tidur alhamdulillah semua sudah berlalu saya diberikan jodoh yg baik dgn rumah tangga yg lebih saling mengerti .
MomDafzelnand says
Sungguh tak pernah terbayangkan menjadi single mom krn suami tercinta telah dipanggil terlebih dulu oleh Yang Kuasa. Rasanya hati ini teriris-iris..sakit rasanya menerima kenyataan ini. Tp aku bersyukur dikaruniai 3 buah hati yg sehat dan pintar, merekalah yg jadi penyemangatku. Smg kesedihan dan air mata kami diberikan balasan terindah dari Allah SWT.
nad says
Hallo mba, salam kenal
Aku single parent ketika anakku msh usia 3bln, pernikahan hanya seumur jagung mba,
kami berpisah ketika anakku sdg pengobatan pd suatu alternatif, rasanya miris. Ketika anak sdg butuh sosok ayah, namun aku harus berjuang sendirian,
Rasa malu di lingkungan kantor rumah bahkan dilecehkan laki2 sudah jd makananku, mau pindah krja cari kerja baru pun sulit, apa yg harus saya lakukan ya mba, slalu terbayang gmn masa dpn putri saya.
Saya bnr2 sprti mimpi buruk
sisil says
hai mba…
ak udah gk sanggup menjalani RT wlopun saya n suami gk pya masalah.. tpi RT ku sllu diikut campurkan mertua.. makannya Ibadah yg paling lama itu Rumah Tangga… dan menurutku ujian yg paling lama adalah Rumah Tangga… Aku ingin sekali pisah mba, tapi yg ak pikirkan nantinya adalah orang tua saya.. dan insyaallo klo ak pisah, ak bisa mmbesarkan anakku… dan jujur, saat ini pun saya bertahan bukan karna anak, tapi karna orang tua saya…
ini tahun saya k5 menjalani RT.. tapi mertua saya tetap seperti itu… dari pada kita saling menyakiti, mungkin perceraian adalah jalannya… ada solusi gk ya mba, gmana caranya agar orang tua bisa menerima…
Bella putri says
Sy dan suami LDR dari awal menikah sd thn ke5 pernikahan, di perjalanan menuju thn ke6, suami sy selingkuh dan mengutarakan niat ut menikahi selingkuhannya, anak kami bru umur 3 thn, sy gk nyangka dibalik sifatnya yg bener” perfect husband for me dia menyimpan semua kekurangan” sy sbgai alasan dia ingin menikah lg, ingin beribadah yg kedua kalinya, itu selalu dijadikannya alasan. Walau berat, sy sprtinya akan lebih memilih ut bercerai,drpd hrs hidup di bwh tekanan, insyaallah allah akan selalu melindungi sy dan anak sy, menguatkan kami. Smg cobaan ini menaikkan derajat keimanan saya
Ferren Fearl says
Haii single mom, nama ku ferren fearl mungkin saya terlalu belia, umurku 20thn saya menikah saat umur 18thn dan sudah memiliki anak, saya bersyukur jika memang perceraian ini membuat saya lebih dewasa dan membuat saya lebih tegar menghadapi semuanya, saya menjalani pernikahan sekitar 2thn, saya sedang menjalani sidang perceraian baru baru ini, berbagi tips dong untuk para women gimana caranya menghadapi perpisahan terimakasih sebelumnya ?
Hajr says
Gak mudah ya menghadapi perceraian.Pastinya kamu harus stabil di finansial terlebih jika anak anak ikut dirimu. Kuatkan hatimu dirimu dan pasang “telinga budeg” gak usah didengar apalagi dirimu terbilang muda 20 tahun loh WOW.Saya yang sudah tua 34 tahun pun masih di buruksangkain jika dekat dengan teman lawan jenis padahal karena profesi tidakk lebih. Terus berusaha curahkan perhatian dan kasih sayang ke anakmu..TEGARlah dan positif thingking Tuhan pasti akan kasih jalan…Walaupun saya pribadi juga singleparent dengan 2 anak belum tentu kehidupan sekarang pun yang saya jalani baik tapi setidaknya lebih tenang karena anak anak tak terus menerus trauma.Kuatkan dirimu untuk anakmu Fokus pikirkan masadepan anakmu.
Hani says
Assalamualaikum mba,
Ijin share artikelnya yaa, bagus banget ???
Angel says
Sy juga sama mbak, mama sy adalah single parent. Karena papa sy meninggal diusia muda. Dan sekarang sy sndri yg mengalami. 3bulan lalu saat sy sedang hamil 29minggu, suami sy dipanggil Tuhan. Semoga sy bisa melewati cobaan ini dan menjadi kuat demi bayi saya.
Rubbi says
Suami sy baru saja meninggal disaat sy hamil 8 bulan ini ank pertama kami dan dia pengen bgt lihat ank ini dan temenin sy lahiran.8 tahun pernikahan skrg dia pergi selamanya rasanya bener2 gk sanggup biasa ada tmn untuk cerita dll..ya allah sy gak tau apa sy sanggup untuk menjalani nya tp sy harus sanggup demi ank yg ada d kandungan sy . sy akan tepati janji sy kpd suami sy untuk membesarkan ank ini walaupun sy sndri.semoga allah kasih sy kekuatan dan kemudahan . dan suami sy bs bangga dgn sy dr surga krn sy bs menjadi istri yg kuat.amin
Hajr says
Wah saya singleparent baru aja Jan 2019 setelah 13 tahun bekerja resign n sampai detik ini belum lg dpt pekerjaan . saya singleparent 2 anak untungnya hakasuh jatuh ke saya,ya berpisah tidak dengan baik baik saya mengalah mengajukan dari pada 2 anak trauma dan terus tersakiti. Wanita itu selalu serba salah jadi korban kekerasan tersudutkan oleh stigma klo suami mukul istri pasti karena istri salah padahal belum tentu.Lah anak 4 tahun ikut dipukuli juga apa juga karena bocah tak tau apa salahnya juga disalahkan.Mengapa ya lelaki jikamengenal yg lain 180 derajat berubah jadi ringan tangan takpeduli keturunannya.Seperti sinetron saya hanya bawa 2 anak tangah malam hujan dari makanan grab semua dibayarin tetangga bahkan koper dipinjami saya hny bawa baju sekolah anak saja.Mencinta dengan tulus tetapi hanya peroleh siksa fisik ,batin dan terasa dirampok oleh x suami semua saya yg menanggung pun anak bolak balik rumah sakit…gilirn berbau aset diambil alih semua oleh Xsuami n keluarganya.Tak mengapa Tuhan Gaktidur bukan.Saya percaya anak bawa rejekinya masing masing.
deea says
Tegar ya mbak .. Sy ditinggal suami pergi dgn wanita lain saat usia 40 th ,usia yg sulit ut mncari kerja krn sy ditinggal tanpa di beri apapun ,sy pergi hnya bw anak ,dgn baju yg nempel saja ,tdk ada nafkah juga sampe skrg ut anak ,dan smpe skrg sy msh menganggur ? semoga Tuhan segera menolong kita semua ,aamiin
Rina says
Saya dulu pegawai tetap di salah satu perusahaan swasta,
Dan saya berhenti bekerja karena kemauan mantan suami.
Blm genap sebulan berhenti kerja, ketauan selingkuh.
Saya dan anak di usir dr rmh.
Yang terberat saat itu bagaimana saya mencari nafkah untuk anak saya…di usia 34th sangat sulit mencari pekerjaan..itu masa2 tersulit…
Saya hanya hanya mempunyai sisa2 tabungan dr masa2 kejayaan saya bekerja dulu…
Berusaha buka usaha..tapi tidak berjalan lacar…
Sekarang saya pasrah…
Alhamdulillah allah memberi jalan di setiap kesulitan…
Tapi saya ga tau…untuk di hari2 ke depan..
Anak saya bisa bersekolah atau tidak..
Rina says
Saya dulu pegawai tetap di salah satu perusahaan swasta,
Dan saya berhenti bekerja karena kemauan mantan suami.
Blm genap sebulan berhenti kerja, ketauan selingkuh. Saya mengalami KDRT..
Saya dan anak di usir dr rmh. Karena mantan suami takut akan terhalang ke eropa bersama wanita yg masih berstatus istri orang.
Yang terberat saat itu bagaimana saya mencari nafkah untuk anak saya…di usia 34th sangat sulit mencari pekerjaan..itu masa2 tersulit…
Saya hanya hanya mempunyai sisa2 tabungan dr masa2 kejayaan saya bekerja dulu…
Berusaha buka usaha..tapi tidak berjalan lacar…
Januari 2017 saya bertemu mantan suami jalan bareng dengan seorang wanita padahal kami blm cerai..(dan sekarang wanita itu menikah dengan mantan suami di thn 2018..)
Sekarang saya pasrah…hampir 3 thn saya digantung dlm pernikahan..
Dan saya putuskan untuk menyudahi perkawinan kami..
Alhamdulillah allah memberi jalan di setiap kesulitan…
Tapi saya ga tau…untuk di hari2 ke depan..
Anak saya bisa bersekolah atau tidak..
Maafkan mama nak…
Mama berusaha mempertahankan papa-mu…
Tapi sangat sulit merubah karakter berpetualang papa-mu..
Maafkan mama..
deea says
Hiks .. Saya juga mbak ,baru setahun ini bercerai ,suami tidak menafkahi anak saya dengan baik ,usia sy 40 th dan tdk bekerja ? sulit sekali mencari pekerjaan ut usia saya ,anak sy sma ,suami sudah menikah setelah bercerai bbrapa bulan krn wanita nya hamil 5 bulan skrg sudah melahirkan ,saya sudah iklaskan mereka krn sy fokus mencari pekerjaan dan jg jualan baju onlen atau kdg2 ijut menjualkan propetty temen,tapi sulit sekali rasanya mencari uang krn blm satupun laku ? ,oiya mbak sy tdk ada ditinggalin apapun ( gono gini ) seperak pun.. Rumh juga msh ngontrak ,ya Allah rasanya kdg tdk mampu melihat anak yg kesusahaan bgini ,dr memikiran kewajiban,tanggung jawab masih membalut luka anak yg khilangan ayah nya ,tdk tega rasanya dgn anak walo sy jg hancur lebur bgini tp sy tahan ut tdk menamgis depan anak walo sering kali jebol pertahanaan saya,,sy tdk tau sampe kapan bgini sy hnya bs menjalani saja semoga Allah segera menolong kami dan selalu diberi kesehatan,keselamatan dan kekuataan ,doa yg sama dr saya untuk bunda2 semua yg single parent ,aamiin yra
noor indah says
sabar bunda…allah sayang sama hambanya yg meminta,.truss berdo’a sujud tiap malam ,.allah tau bunda kuat,.allah gak akn nguji hambanya diluar batas kmampuanya,.derajat bunda akan naik dengan datangnya ujian.,tetap semangat utk ank2..,
YY says
Maret 2019 hal ini terjadi padaku menjadi single parent, setelah istri tercinta meninggal dunia
saya memiliki 2 anak usia 12thn dan 10thn, hanya mendekatkan diri dengan Tuhan
Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi karena-NYA,
Penolongku dan Allahku!
Wiwik says
Saya sudah 3 tahun be single mom , suami saya meninggal karena sakit gagal ginjal , saya hanya bersyukur karena memiliki sahabat, anak, adik dan ibu yang begitu suport … walaupun kadang butuh teman berbagi disaat terpuruk … tapi saya yakin semua bisa terlewati.. untuk teman2 seperjuangan jgn menyerah yaa semangat!!!!
Nur aeda says
Saya juga spt itu 45 hari yang lalu 080320 suami meninggal krn kecelakaan, Allah menitipkan 3 orang putri 13 th, 11 th, 5 th ” bismillah ….yg terjadi bukan keinginan dan pilihan tapi garis kehidupan yang Allah tetapkan , saat ini saya berbekal keyakianan Bahwa ketika Allah Swt menetapkan sesuatu semuanya sudah terukur ..
Semoga Allah Swt mudahkan berkahi kehidupan kami selanjutnya….aamiin
Utk sahabat2 “ bahagia dan sukses selalu …aamiin
Mira Sahid says
Inshaallah, Allah mampukan mba menjalani kehidupan selanjutnya bersama ketiga orang putri ya, mba. Peluuk
Nur aeda says
Aamiin ya robbal alamin ….
Salam kenal mb mira
karin says
Mba Mira… salam hangat dari perempuan yang saat ini berjuang
Ummu hanifah says
Saya juga seorang ibu tunggal dari 3 anak. Beberapa bulan lalu suami di panggil Alloh terlebih dulu. Yang dulu nya kehidupan kami terasa sempurna , kini berubah , tapi saya harus tetap bersyukur , berjuang membersarkan ketiga buah hati sendirian. Hanya kepada Nya kami serahkan urusan ini. Kunci nya selalu mendekatkan diri kepada Nya. Cukup seorang hamba dan Robb Nya .