Single Mom Stories!
Tadi saya menulis sebuah status di Facebook. Tidak disangka dalam hitungan menit respons dari teman-teman cepat sekali, bahkan sampai saya menulis ini pun, respons dan komen, atau like masih terus berdatangan.
Tentu, itu karena status saya kali ini tidak biasa. Status kali ini genrenya mungkin terkesan galau, sedih, dan semacamnya. Haey… sebetulnya saat mau klik untuk publish, saya juga sempat berpikir dulu. Penting enggak, saya posting. Tapi mungkin, karena sepanjang perjalanan ke rumah tadi, hujan terus menemani, dan makin membuat saya “terlena”, maka buat saya tak apalah. Toh enggak setiap saat saya buat status galau. Saya sedang tidak baik, dan hal tersebut lumrah, tho?
Alhamdulillah, semua komen memberikan dukungan dan support yang membuat saya jadi termotivasi. Yaiyyalah, mana ada kali yang langsung komen terus nyinyir. Cari masalah! Hehe.
Apa sih sebenarnya masalahnya?
Masalah kecil saja sih. Namun sepertinya sedang saling bertumpuk dengan satu sama lainnya.
Jadi, saat saya sedang mengikuti wisata bisnis bersama TDA Bekasi, tiba-tiba putri sulung saya mengabari bahwa eternit kamar ambruk karena rembesan dari air hujan. Tentu saya juga kaget, mengingat kondisi saat itu anak saya sedang tidak ditemani orang dewasa.
Tanpa berlama-lama saya pun pamit lebih dulu pada teman-teman TDA Bekasi, dan memutuskan pulang segera. Dalam perjalanan itulah, pikir saya menerawang antara khawatir dan bercampur perasaan lainnya. Tapi berjalan dengan itu, saya percaya semua akan baik-baik saja. Allah akan menjaga anak-anak saya.
Tapi ya memang karena dasarnya saya manusia. Ada saatnya rasa lelah menjadikan saya berada dalam kondisi beta. Saya juga mengizinkan diri saya untuk menangis tadi dalam uber car. Untungnya saya memang sedang batuk dan pilek, jadi drivernya paling berpikir saya lagi lap-lap ingus. Padahal mah, mewek.
Single mom bukan manusia kuat
Saya menyadari, bukan karena saya sebagai single mom, lantas saya bisa menjadikan hal ini sebuah alibi akan kelemahan diri saya, apalagi memelas belas kasih.
Saya juga menyadari, bahwa bagi mereka yang masih bersuami pun, masalah mah ada saja. Meskipun saya bisa katakan, saya pernah berada dalam kondisi mereka, hingga akhirnya saya benar-benar menjadi seorang single mom.
Takdir? Tentu bukan, ini adalah pilihan saya dengan segala konsekuensinya. Termasuk ya… ketika ada hal-hal yang menimpa saya, yang tidak bisa saya tangani langsung sendirian. Macam kejadian yang saya sebutkan tadi itu. Tapi… seperti yang selalu saya katakan pada beberapa teman saya, “It’s ok if you are not ok!” iya kan?
Jadi, saya sama sekali tidak ingin membandingkan bahwa single mom akan jauh lebih menderita dibandingkan yang masih bersuami. Yang saya tahu, bahwa perempuan di balik kelembutannya, selalu memiliki kekuatan yang dahsyat.
Dan bagi mereka yang bersuami, pahamilah, bahwa masih banyak seribu jalan yang sekiranya bisa ditempuh untuk kebaikan keduanya. Berusaha saja terus seraya memohon pertolongan Tuhan, jangan terburu-buru.
Namun jika tidak ada jalan lain, pilihlah keputusan yang terbaik, dengan segala konsekuensinya. Perceraian adalah jalan paling akhir untuk diputuskan. Karena jika itu sampai terjadi, langkah kita akan dua kali lebih berat, meskipun kita sama-sama meyakini bahwa pertolongan Tuhan akan selalu ada bagi siapapun yang membutuhkannya.
Namun, pahamilah, sebagai manusia, kita tetap membutuhkan orang lain untuk saling mengisi. Setidaknya, itu masih menjadi harapan saya ke depannya.
“Single Mom, Tenang, semua akan baik-baik saja!”
Kalimat itu yang selalu menjadi mood booster untuk saya pribadi. Saya percaya bahwa cara kerja pikiran itu sesuai dengan apa yang saya bentuk.
Adapun jika saya kemudian sampai dalam kondisi beta, itu karena saya manusia yang terus bergerak, dengan segala kondisi yang menemaninya. Jadi, tidak apa jika teman-teman mengalami kondisi beta seperti saya. Yang penting, latih kembali diri dan pikiran untuk kembali pada kondisi Alpha.
Plus, banyak-banyaklah berdoa, karena Tuhan itu sangat dekat dengan kita.
“Berdoalah kepadaku, Niscaya kuperkenankan bagimu.” – (Q.S Ghofir/ Al Mu’min, 60)
Terima kasih untuk teman-teman dengan segala dukungan dan perhatiannya, saya belajar.
Dan untuk para single mom, atau siapa pun yang sedang berada dalam kondisi tidak nyaman saat ini, tidak perlu malu dengan kelemahan kita. Katakan saja baik, jika kamu memang sedang baik, dan begitupun sebaliknya.
Masih terasa berat? Menulislah! Sulit bertahan? Berdoa dan mintalah pada Tuhan, tambahkan juga doa di setiap sudut malam.
Selebihnya…accepting, and release!
Jiah says
Semangat ya, Mbak
Kadang kita perlu nangis biar lega. Semua akan baik-baik saja
Armita says
Melow bacanya….
Insya Allah selalu ada jalan terbaik.
Oline says
Be strong ya Mira. Aku tahu aku blg gini kamu blg pasti mudah, krn aku sendiri gak mengalaminya. Semoga tidak. I know you’re stronger mom.
Tapi bener katamu, masalah gak pandang kondisi status kamu apa. Akupun juga pernah ngalamin masalah di titik terbawah yang mungkin orang gakkan tahu.
Yg penting selalu berpikir positif, semua pasti sudah diatur olehNya dan aku percaya aja badai pasti berlalu.
Rizka Alyna says
It’s oke if you are not oke. Saya suka kata-kata itu Mbak. Menerima sebuah kekurangan atau kelemahan dalam diri itu gak mudah lho Mbak. Saya sendiri, suka menyangkal dengan kelemahan diri. Selalu berkata, “masak begini saja kamu down”. Berusaha menampakkan diri bahwa tidak ada apa-apa. Padahal sebenarnya berat. Dan..diam-diam ini bisa jadi penyakit, menggerogoti diri sendiri.
Makasih atas artikelnya Mbak. Mengingatkan saya bahwa,”It’s oke if you are not oke”.
Yurmawita says
Dapet istilah baru kondisi alfa beta biasanya cuma pas ngajar matematika tau istilah itu. Sehat terus semngat terus mba Mira
Dwi Aprilytanti Handayani says
doa saya bersamamu mba ….semoga selalu diberikan kemudahan dan ridho Allah
hida says
kadang hatipun ingin mengatakan “It’s okay..there will be okay”…tapi tetep aja suka merasa ga nyaman, mbak. I’m in your position, mbak…dan accidentally sekarang juga lagi ngerasa Can’t say I’m okay, but I have to be Okay. Dan akhirnya yang bisa dilakukan cuma Pasrah sama Yang Diatas ya..
Budiana says
Apa pun itu, tidak akan abadi. Pasti berlalu. Jadi yaaa… dihadapi aja kan yaaaa…. Semangat mbak!
Pricillia Marini says
I feel you ..Mira ..BigHug ..
Natara says
Dari dulu aku selalu kagum sama semua single mom yang mampu bertahan… Karena aku paham banget pasti semuanya jadi lebih sulit dari biasanya… Tetap semangat ya mbak…
dewi indriyani says
Kak mira, stay strong yah. Aku salut sama perjalanan hidup kamu. Makasih sarannya. Meskipun sedang dalam kondisi resah tapi dirimu masih sempat untuk menyemangati pembaca. Salut mba ?
Ucig says
Mak Miraa, Allah selalu bersama kita 🙂 itulah kenapa mak Mira selalu kuat^^
Anak2 pasti bangga dgn dirimu mba…semangat selalu buat kitaaaa
atiqo says
Pelukk makkk ?
namira says
satu sosok yang aku kagumi, mak mira yang setrong? love u mak
Ariaeco says
U’r my inspiration mak.mira..
Dalam keadaan beta saja, mak.mira masih bisa memberikan advice dan support buat yg lainnya..
Everything is gonna be okay ???
Hanabi Dewi says
semangat ya mak mira, aku juga single mom lho! jadi aku paham betul apa yang mak mira rasakan..
sedikit berbagi cerita, usia ku saat ini 25 tahun.. sudah menjadi single mom hampir 4 tahun, bneran single karena gk prnah menjalin hub dengan pria lain sejak berpisah, bukan gak bisa move on tp krna belum siap.
baru di tinggal ibu satu tahun lalu , jadi bener-bener ngejalanin ini sendirian aja bareng bocah yang saat ini usianya jalan 5 tahun.. so, dengan yakin sama Allah saja, inshaallah pasti semua masalah terasa ringan 🙂
semangat ya untuk semua single mom..